Wamena | TNI-Polri dari Kodim 1702/Jayawijaya bersama Polres Jayawijaya melakukan mediasi untuk menenangkan massa dari pihak keluarga korban pembunuhan Personel Brimob Polda Papua oleh OTK yang terjadi di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada Sabtu (18/6) kemarin.
Mediasi yang dilakukan oleh Dandim 1702/JWY Letkol Inf Budi Arief Situmeang, S.Ip M.Tr (Han) bersama Kapolres Jayawijaya AKBP Muh. Safeei AB, SE., bertempat di rumah duka Jl. Trikora Distrik Wamena, Kab. Jayawijaya, Minggu (19/6), terkait adanya informasi yang berkembang bahwa pihak keluarga korban Almarhum Bripda Diego Rumaropen tidak menerima atas kejadian tersebut dan akan melakukan kegiatan anarkis di wilayah Distrik Napua tempat kejadian.
Dandim 1702/JWY Letkol Inf Budi Arief Situmeang, S.Ip M.Tr (Han) didepan pihak keluarga menyampaikan bahwa kejadian yang menimpa salah satu putra terbaik Papua ini adalah perbuatan yang biadab dan semua pihak mengutuk keras atas kejadian tersebut.
“Kita semua merasa kehilangan salah satu putra terbaik kita. Kita lihat sendiri, kota tidak seramai biasanya dengan adanya berita duka ini. Untuk itu, mari kita tetap tenang dan berdoa untuk arwah adik kita Almarhum Diego Rumaropen sembari berdoa semoga pelaku segera ditangkap,” kata Dandim.
Kepada keluarga, pihaknya berharap tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum dengan berbuat anarkis dan mempercayakan semuanya kepada Kepolisian yang akan dibantu oleh pihak TNI hingga kasus ini selesai.
“Kami mohon dukungan dan bantuan doa dari keluarga dan semua pihak agar kasus ini dapat segera kita selesaikan. Kami akan mencari dan menangkap pelaku agar diproses sesuai hukum yang berlaku. Saat ini mari kita menyiapkan acara adat bakar darah dan kita makamkan adik terkasih ini dengan penghormatan yang layak,” ujar Dandim.
Saat ini pihak Kodim 1702/JWY bersama Polres Jayawijaya akan membantu pihak keluarga korban dan memfasilitasi kegiatan acara tradisi adat pembakaran darah.
Sementara itu salah satu keluarga korban, Umar Pagawak (50) mengatakan bahwa pihak keluarga berharap agar kejadian ini dapat segera diusut hingga tuntas dan segera menangkap pelaku untuk diproses hukum.
“Kami akan menahan diri dan mempercayakan semuanya kepada bapak tentara dan polisi. Kami berdoa semoga upaya-upaya yang dilakukan dapat segera membuahkan hasil. Kami percaya semua akan terungkap atas bantuan Tuhan Yang Maha Esa, sebab anak kami adalah sosok yang baik dan pegabdiannya selama ini adalah untuk negaranya,” tutur Pagawak.
Perlu diketahui, Almarhum Bripda Diego Rumaropen merupakan korban pembacokan oleh dua OTK yang terjadi di Distrik Napua Kab. Jayawijaya dan menyebabkan yang bersangkutan meninggal dunia. Kedua OTK tersebut lantas merampas dua pucuk senjata jenis AK 101 dan Sniper Styer milik korban.