SURABAYA | Minggu 26/06/2022, di halaman Kantor DPRD Kota Surabaya, Kunjung Wahyudi, Ketua Komisi Nasional Pendidikan Jawa Timur (Komnasdik Jatim) memberangkatkan rombongan organisasi Barisan Gotong Royong Kota Surabaya ke Makam dan kediaman Bung Karno, serta Kebon Rojo di Blitar dalam rangka Haul Bung Karno dan bulan Pancasila.
Kunjung Wahyudi dihadapan 60 anggota Barisan Gotong Royong Kota Surabaya menyampaikan pesan-kesan positif, bahwa dengan selalu memperingati Haul Bung Karno dan Bulan Pancasila, Barisan Gotong Royong telah memberikan contoh baik kepada para generasi muda / milenial untuk selalu mengingat sejarah bangsa seorang Pemimpin Negara yang juga Proklamator RI.
Kunjung Wahyudi juga mengajak agar Barisan Gotong Royong se Jatim ikut membantu memajukan Pendidikan di Jawa Timur dan dengan semangat Pancasila terus memberikan edukasi kepada masyarakat Jawa Timur utk selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga sehat selalu dan selamat sampai tujuan”, doa dan harapan calon DPD RI itu kepada rombongan.
Ketua Barisan Gotong Royong Kongko Windani mengucapkan terima kasih kepada Kunjung Wahyudi yang berkenan memberikan pengarahan sekaligus memberangkatkan Tim Barisan Gotong Royong.
Diwawancarai setelah pemberangkatan, Kunjung Wahyudi menyatakan kegundahannya atas indikasi kuat adanya upaya penyusupan paham anarko/anarkisme, paham radikalisme dan intoleransi serta bahaya narkoba di beberapa sekolah di Jawa Timur.
“Ada beberapa hal krusial menghadang anak didik kita. Generasi penerus Bangsa kita terancam demoralisasi, dirusak moral kepribadiannya dengan ‘dicekoki paham pembodohan’ untuk dijadikan pribadi-pribadi perusak, pembenci, radikal, intoleran dan anti Nasionalisme.
Sekurangnya di beberapa sekolah telah terindikasi kuat anak didik kita disusupi paham anarko/anarkisme, paham radikalisme dan intoleransi serta dirusak mental serta moralnya dengan narkoba”, ujarnya.
“Saya agak kaget ketika didatangi aparat penegak hukum dan memperlihatkan data intelijen ke saya.
Ada beberapa kelompok tertentu berupaya ‘memprogram’ siswa dengan cara ‘cuci-otak/brain wash’, merusak moralnya menjadi berpola-pikir sempit yang pada intinya menjadi ‘berpola pikir bodoh’, termasuk menyusupkan paham anarko atau anarkisme.
Dan untuk upaya pencegahan serta pembenahan, saya mencanangkan program untuk meningkatkan kewaspadaan semua pemangku jabatan di jajaran Dinas Pendidikan Jawa Timur serta semua pihak terkait termasuk Kepala Sekolah dan jajaran serta para orang tua/wali murid.
Saya akan melakukan safari ke semua Kabupaten/Kota di Jawa Timur untuk sosialisasi intensif terpadu”, lanjutnya panjang lebar.
“Saya sudah menggandeng Ketua Umum PJI (Persatuan Jurnalis Indonesia, Red.) Hartanto Boechori untuk membackup kegiatan positif sekolah-sekolah di JawaTimur.
Selain dalam bentuk Kerjasama publikasi, PJI akan melaksanakan program pembelajaran jurnalistik di sekolah-sekolah di Jawa Timur, baik berbentuk diklat, pelajaran ekstra kurikuler maupun intra kurikuler dan bentuk lainnya.
Penanda-tanganan Memory of Understanding (MOU) sedang saya persiapkan”, Kunjung Wahyudi menutup pembicaraan.
RLS