CIREBON | Acara silaturarchmi GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) keloling Jawa Barat, 14-15 Oktober 2022, berkesempatan menyambangi Sultan Kanoman XII, Saladin di Cirebon. Dialog santai mengenai berbagai masalah berakhir hingga menjelang pagi berikut hasil kesepakatan mendukung penuh terbentuknya Forum Kebangsaan yang berpusat di Jl. Juanda No. 4 Jakarta Pusat. Hingga dalam waktu dekat akan segera mendirikan juga di sejumlah Kota yang ada di Indonesia.
Forum Kebangsaan yang digagas sekaligus dimotori GMRI, dimaksudkan untuk memberi keseimbangan pada lini tengah sebagai titik netral untuk bangsa dan negara Indonesia tanpa keberpihak pada satu kelompok atau kepentingan politik maupun kelompok tertentu yang tidak berorientasi bagi bangsa dan negara.
Statemen ini diungkap oleh Eko Sriyanto Galgendu secara terbuka kepada Sultan Saladin saat minum kopi bareng di kawasan Taman Pajeksan Cirebon. Gagasan yang sama juga dapat diterima baik oleh Gus Soleh Zuhdi yang akrab disapa Gus Sozu dari Pondok Pesantren Al Ikhlas Buntet
Cirebon.
Gus Sozu yang disambangi Tim GMRI pada Sabtu petang, 15 Oktober 2022 di kediamannya, Desa Buntet, Cirebon. Persis dilokasi pertama pesantren yang sudah ada sejak abad ke-17 di Jawa Barat itu dibangun.
Karena itu Forum Kebangsaan akan segera memulai bergerak pada hari Selasa,17 Oktober 2022 untuk lebih mematangkan langkah strategis hingga teknis maumpun program antara agar dapat segera berbuat nyata sebagai elemen penyeumbang agar tata kelola bangsa dan negara dapat berlangsung seperti yang diharapkan.
Bahkan Gus Soleh menyatakan kesiapannta untuk menjadi lokomotif p3nggerak di Jawa Barat, sekaligus siap untuk menarik seluruh gerbong yang ada dalam binaannya, seperti PPBN (Paguyuban Puser Bumi Nusantara) misalnya yang telah memiliki jaringan luas di berbagai daerah dan tempat di Indonesia.
Kecuali itu, katanya siap membawa gerbong lainnya yang telah memiliki keterikatan dengan jaringan pondok pesantren Al Ikhlas yang diasuhnya.
Pada kesempatan silatirrachmi GMRI ke pondok pesantren kiyai yang terbilang mbeling ini, dia juga sempat mengajak ke "sumur bertuah" yang bernilai sejarah, karena dahulu selalu digunakan oleh leluhurnya yang merintis pesantren di desa Buntet Cirebon, yaitu Mbah Kiyai Mukhoyim yang menjadi cikal bakal pondok pesantren yang terbilang besar di Jawa Barat. Karena memang perkembangan Pondok Pesantren di Buntet dan sekitarnya sudah berkembang pesat seiring dengan jumlah santrinya yang berjumlah ribuan itu sekarang.
Awalnya Pondok Pesantren Buntet memang berawal dari desa Buntet. Tapi yang sangat luar biasa perkembangannya sekarang justru ada di desa sebelah, yaitu desa Martapada atau Martalaya, karena pondok pesantren yang menjadi cikal bakal lembaga pendidikan keagamaan yang terbilang palingrua dan paling besar besar di Jawa Barat ini, dahulu pernah dibumi hanguskan oleh Balanda, kata Gus Soleh berkisah, tentang tempat tinggalnya ini yang dibangun di tempat asal pesantren yang yang sudah ada sejak abad ke-17 itu.
Dalam kata sepakat bersama Gus Soleh, maka dalam waktu dekat, sejumlah program Pondok Pesantren Al Ikhlas yang diaduhnya akan segera dikalaborasikan dengan program GMRI, karena memang apa yang dilakukan GMRI l selaras dengan apa yang hendak dilakukan Pondok Pesantren Al Ikhlas dengan sejumlah lembaga pendukungnya yang ada, seperti PPBN.
Cirebon, 15 Oktober 2022