BANTEN | Kawasan Cagar Budaya Nasionsl (KCBN) Muaro Jambi di Jambi memang belum sepopuler komplek percandian yang ada di Jawa Tengah seperti Candi Brobudur dan Prambanan atau Candi Kalasan. Tetapi Candi yang ada di Sumatra ini yang dipercaya berdiri pada kisaran abad ke 7 hingga 14 juga tercatat sebagai pusat pendidikan yang pernah ada di dunia.
Keberadaan pusat pendidikan pada masa silam ini mendedahkan betapa telah majunya peradaban manusia Nusantara ketika itu, sehingga mampu membangun satu komunitas intelektual yang kemudian menjadi generasi penerus dari tata kehidupan yang terus berkembang dan mengembangkan peradaban manusia di Nusantara.
Kawasan percandian di Muaro Jambi ini meliputi area 3.981 hektar, setara dengan 8 kali luas kawasan Candi Brobudur di Magelang, Jawa Tengah. Dan merentang sepanjang 7.5 km dari Timur ke Barat di tepi sungai Batanghari yang terbilang paling panjang di Sumatra.
Dari standar nilai sejarah, komplek percandian Muaro Jambi ini memenuhi kreteria situs warisan dunia UNESCO ( United Nations Educational Scientific and Cultural Organization), meski perhatian dari pemerintah Indonesia sendiri -- baik pusat maupun daerah -- tidak cukup memberi perhatian yang serius untuk melestarikannya sebagai kekayaan budaya bangsa yang bisa mengangkat harkat dan martabat sekaligus pemasok devisa jika bisa diposisikan sebagai destinasi wisata spiritual yang tidak cuma memiliki nilai ekonomi semata, tapi juga nilai relijius yang tinggi.
Sebagai obyek wisata spiritual yang sekaligus mampu untuk mengangkat nilai wisata alam, wisata budaya serta nilai wisata sejarah, pasti bisa diharap bisa mengangkat nilai kebangsaan Indonesia yang merangsang minat bangsa-bangsa di dunia menengok keagungan para leluhur bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai suku bangsa Nusantara yang sangat hebat pada masa jayanya di masa silam.
Setidaknya dengan teknik pembuatan bahan batu batu yang telah diuji ketangguhannya oleh jaman, juga teknik konstruksi serta peninggalan gaya seni arsitektur dari percandian yang ada di Nusantara ini, merupakan kebanggaan yang tidak bisa dimiliki dan dirasakan oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
Karena itu, orang asing boleh membanggakan bangunan pencakar langitnya, tapi Indonesia lebih dari cukup memiliki pencakar bumi.
Dan mereka yang hendak mencakar langit, tidak cukup memiliki keyakinan seperti yang dimiliki oleh bangsa Timur bisa mi'rad sampai ke langit yang ke tujuh.
Banten, 24 Oktober 2022